Ciplukan atau dalam nama latin dikenal dengan Physallis peruviana merupakan tanaman yang hidup di semak semak dan hidup sendiri. Bentuk pohon ciplukan yang tumbuh tegak dengan tinggi tanaman antara sekitar 30 cm sampai 50 cm. Batangnya berwarna hijau persegi, dan bercabang. Daun berseling dan berlekuk, bertangkai 7-25 mm, dengan bentuk bulat telur memanjang dan ujungnya lancip. Ukuran panjang 3,5-10 cm dan lebar 2,5 cm. Pada permukaan daun bagian atasa berwarna hijau, dan permukaan bawah berwarna hijau muda dan berambut halus. Buah ciplukan kerap dianggap sebelah mata oleh sebagian orang. Selain karena biasanya hidup disemak-semak, rasanya pun kurang familiar pada kebanyakan lidah orang Indonesia. Bunga buah keluar dari pangkal, buahnya berbentuk seperti lampion atau lentera, bila sudah masak berwarna kuning, rasanya manis agak keasam-asaman.
Namun, saat buah ciplukan sudah matang yang ditandai dengan warna kulit buahnya yang kuning kemerahan disertai dengan tekstur buah yang lembut, buah ini akan terasa manis dan sensasi kenyal yang berbeda. Tanaman ciplukan biasanya tumbuh secara sendiri pada suatu bidang tanah. Mungkin agak susah untuk ditemukan di area perkotaan.Ketinggian tanah yang baik untuk ciplukan tumbuh adalah sekitar 0-1.800 meter di atas permukaan laut. Ciplukan ini memang bisa kita temui dimana saja diseluruh nusantara, namun Asal tanaman ciplukan ini sebenarnya dari daerah tropis di Amerika latin.
Beberapa daerah diIndonesia menyebutnya dengan ceplukan (Jawa Tengah), Jorjoran (Madura) cecendet (Sunda), keceplokan (Bali).
Dalam farmakologi cina, disebutkan ciplukan memiliki rasa pahit dan bersifat sejuk. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam ciplukan diantaranya chlorogenikacid (C27H44O-H2O), asam sitrun, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, gula, vitamin C dan elaidic acid. Efek farmakologis yang dimiliki oleh ciplukan, di antaranya analgetik, peluruh air seni, penetral racun, pereda batuk, dan mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh.
Akar, daun, dan buah ciplukan dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut :
Mengobati Penyakit Ayan.
Cuci bersih 8-10 butir buah ciplukan lalu makan secara rutin.
Mengobati Bisul.
Cuci bersih 10 helai daun ciplukan lalu giling sampai halus. Turapkan halusan daun pada bisul dan sekelilingnya lalu balut dengan kain. Ganti obat dan balutannya 2 kali sehari.
Mengobati Borok.
Cuci bersih 20 helai daun ciplukan, giling halus bersama 2 sendok makan air kapur sirih. Tempelkan hasil gilingan pada borok atau luka. Lakukan secara rutin sampai sembuh.
Mengobati Influenza, Sakit Tenggorokan, Gondongan, Pembengkakan Prostat, Batuk Rejan, dan Pembengkakan Buah Pelir (orchitis).
Cuci bersih 9-15gr seluruh bagian tumbuhan ciplukan. Rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas, lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
Mengobati Kencing Manis (diabetes mellitus).
Cuci bersih 9-15gr seluruh bagian tumbuhan ciplukan. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring lalu minum sekaligus 1 gelas sehari.
Mengobati Sakit Paru-Paru.
Cuci bersih 9-15gr seluruh bagian tumbuhan ciplukan. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1,5 gelas. Setelah dingin, saring, lalu bagi menjadi 3 bagian yang sama banyak. Minum airnya 3 kali sehari, masing-masing 1 bagian.
Advertisement